Kehamilan adalah saat yang menyenangkan bagi para calon orang tua, tetapi juga dapat menjadi saat-saat yang dipenuhi dengan perubahan fisik dan emosional yang besar pada ibu hamil.

Salah satu masalah kesehatan yang dapat timbul selama kehamilan adalah tekanan darah tinggi atau preeklampsia. Tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri meningkat ke taraf yang lebih besar dari taraf normal.

Apa itu hipertensi selama kehamilan?

Hipertensi selama kehamilan atau preeklampsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kadar protein dalam urin tinggi (proteinuria)
  • Tanda-tanda lain dari kerusakan organ

Preeklampsia biasanya terjadi setelah kehamilan berusia 20 minggu pada wanita yang tekanan darahnya sebelumnya normal. Preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi yang fatal bagi ibu dan bayi.

Apa saja gangguan tekanan darah tinggi lain selama kehamilan?

Selain preeklampsia, ada tiga gangguan tekanan darah tinggi lain yang dapat terjadi selama kehamilan:

  1. Hipertensi gestasional
    • Biasanya terjadi setelah minggu ke-20.
    • Tidak menyebabkan kadar protein yang tinggi dalam urine atau ciri-ciri preeklampsia.
    • Hipertensi gestasional biasanya sembuh setelah melahirkan. Namun, hal ini harus dipantau karena beberapa wanita dengan kondisi ini dapat mengalami preeklampsia.
  2. Hipertensi kronis
    • Gangguan tekanan darah tinggi ini sudah ada sebelum kehamilan atau terjadi sebelum minggu ke-20.
  3. Hipertensi kronis dengan preeklampsia superimposed
    • Pada kondisi ini, tekanan darah tinggi sudah ada sebelum kehamilan. Namun, kondisi ini memburuk dengan meningkatnya jumlah protein dalam urine, dan ibu mengalami tanda dan gejala preeklampsia.

Apa saja faktor risiko preeklampsia?

Beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai faktor risiko preeklampsia:

  • Kehamilan pertama (tidak termasuk aborsi dan keguguran)
  • Tekanan darah tinggi kronis atau penyakit ginjal sebelum kehamilan
  • Tekanan darah tinggi atau preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
  • Obesitas
  • Wanita berusia di atas 40 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi
  • Hamil kembar (kembar dua atau kembar tiga)
  • Riwayat preeklampsia dalam keluarga
  • Kehamilan dengan inseminasi donor atau in-vitro fertilisation (IVF)

Apa yang dimaksud dengan preeklampsia pasca persalinan?

Preeklampsia pasca persalinan mirip dengan preeklampsia, tetapi ini muncul setelah bayi Anda lahir. Kondisi ini biasanya terjadi dalam waktu 48 jam setelah melahirkan hingga 6 minggu setelah melahirkan. Gejala preeklampsia pasca persalinan mirip dengan preeklampsia.

Apa saja gejala preeklampsia?

Kebanyakan wanita dengan preeklampsia tidak memiliki gejala hipertensi yang jelas dan mungkin tidak menyadari adanya kondisi tersebut. Oleh karena itu, kunjungan prenatal untuk mendeteksi hipertensi perlu dijadwalkan secara rutin. 

Gejala-gejalanya meliputi:

  • Kenaikan berat badan secara tiba-tiba
  • Pembengkakan wajah atau jari-jari
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur atau melihat bintik-bintik
  • Nyeri pada perut bagian atas
  • Mual atau muntah

Tanda-tanda preeklampsia berat meliputi:

  • Nyeri perut
  • Gangguan fungsi hati atau ginjal
  • Kejang
  • Cairan di dalam paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas
  • Perubahan denyut jantung bayi, yang mengindikasikan gawat janin

Wanita dengan preeklampsia juga cenderung menunjukkan adanya protein dalam urine, enzim hati yang tidak normal, dan kadar trombosit yang rendah. Oleh karena itu, dokter Anda akan menyarankan tes urine dan darah untuk memeriksa tanda-tanda ini. 

Apa saja komplikasi preeklampsia?

  1. Komplikasi pada bayi

    Preeklampsia, jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi pada bayi dalam kandungan, seperti:

    • Pertumbuhan janin terhambat
    • Kelahiran prematur
    • Lahir mati (stillborn)
  2. Sindrom HELLP

    Sindrom HELLP adalah kelainan langka yang terjadi ketika terdapat kerusakan pada hati dan sel darah. Ini adalah kedaruratan medis yang ditandai dengan:

    • H: Haemolysis, yaitu karusakan sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh Anda.
    • EL: Enzim hati yang meningkat mengindikasikan kerusakan hati.
    • LP: Jumlah trombosit rendah. Trombosit membantu pembekuan darah.
  3. Eklampsia

    Jika tekanan darah naik ke level yang sangat tinggi dan terus berlanjut, step atau kejang dapat terjadi. Namun, eklampsia dapat terjadi tanpa adanya tanda-tanda atau gejala preeklampsia sebelumnya.

  4. Ablasio plasenta

    Pada kondisi ini, plasenta mungkin terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum persalinan. Hal ini dapat terjadi jika pembuluh darah yang menuju ke plasenta pecah karena tekanan darah yang tinggi dan menyebabkan perdarahan hebat.

  5. Penyakit kardiovaskular

    Preeklampsia dapat meningkatkan risiko Anda mengidap penyakit kardiovaskular (penyakit jantung) di kemudian hari.

Apa saja opsi pengobatan untuk preeklampsia?

Preeklampsia berat dapat berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Pengobatan yang paling efektif untuk preeklampsia adalah dengan melahirkan bayi. Setelah melahirkan, tekanan darah ibu biasanya kembali normal.

Pada umumnya, jika ibu mendapatkan gizi yang baik, mengikuti saran dokter tentang istirahat di tempat tidur, dan jika tekanan darahnya terkontrol dalam kisaran normal, bayi tidak akan terdampak.

Di rumah sakit, ibu dan bayi akan dipantau:

  • Pemeriksaan tekanan darah secara teratur akan dilakukan untuk memantau level tekanan darah.
  • Sampel urine akan diperiksa secara teratur untuk mengukur kadar protein.
  • Pemindaian ultrasonografi akan dilakukan untuk mengukur pertumbuhan bayi, jumlah cairan ketuban, dan aliran darah melalui plasenta.
  • Kardiotokografi (KTG) akan dilakukan untuk memantau detak jantung bayi.

Obat-obatan juga akan direkomendasikan karena dapat membantu menurunkan tekanan darah, sehingga mengurangi risiko strok pada ibu.

Bagaimana cara mencegah preeklampsia?

  1. Hadiri pemeriksaan prenatal yang telah dijadwalkan: Kunjungan rutin ke dokter, dimulai sejak awal kehamilan adalah hal yang penting. Pemeriksaan rutin mungkin dapat mendeteksi perubahan tekanan darah sebelum hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Kasus yang parah biasanya dialami oleh mereka yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan baru mengunjungi dokter pada akhir masa kehamilan.
  2. Aspirin dosis rendah: Ketika diberikan pada wanita dengan preeklampsia risiko sedang hingga tinggi, aspirin dosis rendah mengurangi kejadian preeklampsia dan dampak merugikan pada kehamilan (persalinan prematur, hambatan pertumbuhan) sebesar 10 hingga 20 persen.
  3. Waspadai gejala preeklampsia: Bagi wanita yang pernah mengalami preeklampsia sebelumnya, sangat penting untuk mewaspadai gejala preeklampsia dan memantau tekanan darah secara teratur selama kehamilan. Jika Anda memiliki masalah kesehatan lain, bicarakan dengan dokter Anda agar masalah tersebut dapat ditangani dengan baik untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.

Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai

Setiap kehamilan itu unik. Janji temu prenatal secara teratur dan komunikasi terbuka dengan dokter Anda sangat penting untuk memantau kesehatan Anda dan mengatasi masalah apa pun selama kehamilan.

Tim spesialis di Rumah Sakit Pantai yang berdedikasi dan ahli siap memberikan konsultasi untuk menyediakan perawatan dan dukungan terbaik bagi para pasien. Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai tekanan darah tinggi dalam kehamilan.

Rumah Sakit Pantai telah mendapat akreditasi dari Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) karena komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Loading...
Thank you for your patience
Click to know more!