Banner-health-pulse-proper-breastmilk-storage Banner-health-pulse-proper-breastmilk-storage
Asuhan Pencegahan
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Panduan Penanganan dan Penyimpanan ASI yang Tepat

29 Oktober 2024 · 10 mins read

Topics










Pelajari kiat penting dalam menangani dan menyimpan ASI perah untuk kesegaran yang lebih lama, mencegah agar tidak terbuang sia-sia, serta memastikan kesehatan dan keselamatan bayi Anda.

Air Susu Ibu atau ASI disebut juga sebagai “emas cair” dan merupakan sumber nutrisi terpenting bagi bayi. Saat para ibu menjalani tahap menyusui, banyak di antara mereka yang mendapati diri mereka dalam situasi yang mengharuskan mereka memerah ASI (menggunakan pompa ASI) dan menyimpan ASI mereka untuk diberikan kepada bayi nanti.

Apa yang harus saya lakukan sebelum dan sesudah memompa ASI?

Sebelum memompa atau menangani ASI:

  • Cuci tangan Anda dengan sabun dan air sampai bersih.
  • Periksa kebersihan peralatan pompa dan tabungnya.
  • Segera ganti pipa yang berjamur.

Setelah memompa ASI Anda:

  • Bongkar pompa ASI dan bilas semua bagian di bawah air mengalir untuk membilas sisa-sisa susu. Jangan mencucinya langsung di dalam wastafel, karena mungkin terdapat kuman di wastafel yang dapat menimbulkan kontaminasi pada bagian-bagian pompa.
  • Setelah dibilas, bersihkan bagian-bagian yang bersentuhan dengan payudara Anda dalam mesin pencuci piring jika bagian-bagian tersebut aman untuk dicuci menggunakan mesin pencuci piring.
  • Anda juga bisa mencuci bagian-bagian tersebut menggunakan tangan di dalam baskom cuci bersih (yang hanya digunakan untuk membersihkan bagian-bagian pompa dan tidak digunakan untuk mencuci benda lain) dengan air panas dan sabun.
  • Setelah dicuci, bilas semuanya sampai bersih di bawah air mengalir.
  • Letakkan di atas kain lap khusus alat makan atau tisu yang bersih, biarkan bagian-bagian tersebut sampai kering.
  • Simpan bagian-bagian yang sudah kering di tempat yang bersih dan terlindungi menggunakan tangan yang bersih untuk menjaga kebersihan.

Bagaimana cara menyimpan ASI perah?

  1. Gunakan tempat penyimpanan yang sesuai.
    • ASI perah dapat disimpan dalam wadah bersih yang tertutup rapat, terbuat dari kaca yang aman untuk makanan atau plastik keras yang tidak mengandung bisphenol A (BPA). Wadah berbahan kaca lebih disarankan untuk penyimpanan jangka panjang karena tidak meluluhkan bahan kimia. Wadah berbahan plastik cocok untuk penyimpanan jangka pendek.
    • Kantong penyimpanan khusus untuk ASI juga bisa digunakan karena praktis dan hemat ruang. Pastikan wadah tersebut dirancang khusus untuk menyimpan ASI.
    • Hindari menyimpan ASI dalam wadah botol sekali pakai atau kantong plastik yang dirancang untuk keperluan rumah tangga.
    • Jangan menggunakan kantong plastik untuk keperluan rumah tangga karena dapat menimbulkan kontaminasi pada susu sehingga tidak sehat untuk dikonsumsi.
  2. Simpan dalam jumlah sedikit.
    • Susu harus disimpan dalam jumlah sedikit sebanyak 2 hingga 4 ounce (60-120 ml) agar tidak terbuang sia-sia.
  3. Catat tanggal dari tiap kali pemerahan ASI pada wadah.
    • Beri label pada tiap wadah dengan tanggal Anda memerah ASI menggunakan label dan tinta tahan air.
    • Tambahkan nama bayi Anda pada label untuk identifikasi jika Anda menyimpan ASI perah di fasilitas penitipan bayi Anda.
  4. Simpan wadah penyimpanan ASI di dalam kulkas atau lemari pembeku.
    • Letakkan wadah penyimpanan ASI di bagian belakang lemari pendingin atau lemari pembeku, di tempat yang suhunya konstan.
    • Jika Anda berada dalam situasi yang tidak memungkinkan adanya akses penyimpanan di dalam lemari pendingin atau lemari pembeku, Anda bisa meletakkan ASI untuk sementara dalam pendingin dengan insulasi yang berisi bongkahan es.

Berapa lama waktu penyimpanan ASI perah?

Menurut CDC, ASI bisa disimpan dengan aman dalam berbagai durasi tergantung pada metode penyimpanan. Anda harus selalu memeriksa durasi penyimpanan ASI untuk memastikan bayi Anda tidak minum susu basi.

  1. Suhu ruangan: ASI yang baru diperah atau dipompa bisa disimpan hingga 4 jam pada suhu 25°C atau lebih dingin. Gunakan dalam waktu 2 jam jika suhu ruangan lebih dari 25°C.
  2. Di dalam kulkas: ASI dalam lemari pendingin bisa bertahan hingga 4 hari apabila disimpan pada suhu 4oC dalam kulkas. Simpan di bagian belakang, agar terhindar dari fluktuasi suhu. Setelah ASI dikeluarkan dari kulkas dan dihangatkan, ASI sebaiknya diberikan kepada bayi dalam waktu antara 1 hingga 2 jam. Buang susu yang tidak dikonsumsi setelah jangka waktu tersebut karena telah terkontaminasi.
  3. Di dalam lemari pembeku: ASI yang disimpan di dalam lemari pembeku harus dipertahankan pada suhu -18oC atau lebih dingin. ASI beku bisa dikonsumsi dengan aman dalam waktu 6 bulan.

Bagaimana cara penanganan ASI beku secara tepat?

  1. Jangan bekukan ASI secara berulang: Anda tidak boleh membekukan kembali ASI setelah mencairkannya. ASI harus digunakan atau dibuang setelah disimpan di dalam lemari pendingin selama empat hari. ASI memiliki sifat yang menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya. Sifat ini mulai melemah setelah disimpan selama beberapa hari di dalam lemari es. Jika Anda tidak akan memberikan ASI perah dalam waktu beberapa hari, disarankan untuk menyimpannya dalam keadaan beku.
  2. Hindari mencampur ASI yang sudah dibekukan dengan ASI segar: Anda tidak disarankan untuk mencampur ASI yang baru diperah dengan ASI yang sudah didinginkan atau dibekukan karena dapat menghangatkan kembali ASI yang sudah lebih lama disimpan. Bila hal tersebut diperlukan karena alasan tertentu, sebaiknya Anda mendinginkan ASI yang baru diperah secara terpisah sebelum mencampurnya dengan ASI yang telah disimpan atau didinginkan sebelumnya, atau yang telah dibekukan.
  3. Gunakan ASI beku dalam jangka waktu enam bulan: Meskipun ASI beku sebaiknya digunakan dalam jangka waktu 6 bulan, tetapi ASI masih bisa disimpan dalam lemari pembeku (pada suhu 0°F / -17,778ºC atau lebih dingin) hingga 12 bulan. 

Bagaimana cara mencairkan ASI dengan benar?

  1. Prioritaskan mencairkan ASI yang paling lama disimpan: Untuk mencairkan ASI beku, letakkan wadah beku di dalam lemari pendingin pada malam sebelum Anda berencana menggunakannya.
  2. Hindari penggunaan microwave: Hindari memanaskan botol ASI beku dalam microwave atau dengan cara memanaskannya dengan cepat di atas kompor. Ada bagian susu mungkin menjadi terlalu panas, dan beberapa bagian lainnya yang menjadi dingin karena memanaskan susu dengan cepat dapat menghasilkan suhu yang tidak merata. Menggunakan microwave untuk memanaskan ASI dapat merusak nutrien dalam ASI.
  3. Hangatkan ASI secara perlahan: Rendam wadah berisi ASI dalam air hangat yang mengalir atau semangkuk air hangat untuk menghangatkannya secara perlahan.
  4. Jangan mengocok ASI dalam wadah dengan terlalu kencang: ASI akan terpisah karena tidak mengalami homogenisasi. Ini berarti kandungan krim akan mengapung ke permukaan. Putar wadah dengan hati-hati agar krim tercampur kembali sebelum diberikan kepada bayi Anda. Anda harus selalu ingat, jangan mengocok ASI dalam wadah dengan terlalu kencang karena dapat memecah protein yang penting bagi sistem pencernaan bayi.
  5. Buang ASI yang tersisa: Jika bayi Anda tidak minum ASI dalam botol sampai habis, ASI yang tersisa masih bisa diberikan dalam waktu 2 jam. Buang ASI yang tersisa jika sudah lebih dari 2 jam.

Bagaimana cara mengenali ASI yang basi?

Sama seperti susu jenis lainnya, ASI juga bisa menjadi basi. Hal ini mengakibatkan bau yang menyengat dan rasa yang asam. ASI tidak bisa dipulihkan lagi jika sudah basi. Anda seharusnya sudah bisa menentukan apakah ASI sudah dalam keadaan basi dengan hanya menyeruput sedikit saja.

Bagaimana cara menyimpan ASI saat bepergian?

Jika Anda berencana untuk membawa ASI perah saat bepergian, penting untuk menyusun rencana matang tentang cara membawa ASI tersebut. Moda transportasi (mis. pesawat terbang, mobil, kereta api, bus) yang Anda pilih bisa memengaruhi tindakan apa yang harus Anda perhatikan dan jalankan.

ASI yang baru diperah bisa disimpan dalam tas pendingin dengan insulasi, yang berisi es batu hingga 24 jam. Setelah mencapai tempat tujuan, Anda bisa langsung memberikan susu tersebut, menyimpannya di lemari es, atau membekukannya. Simpan ASI di dalam wadah bersih yang tertutup rapat di bagian belakang lemari es untuk menjaga agar suhunya tetap konsisten.

Bila membawa ASI beku dalam tas pendingin dengan insulasi atau tas jinjing termal bersamaan dengan kompres gel beku atau es batu, periksa ASI setelah Anda tiba di tempat tujuan. Jika ada kristal es di dalam ASI, Anda bisa membekukannya kembali untuk digunakan nanti. Jika Anda akan melakukan perjalanan jauh, sebaiknya bawa es batu tambahan atau kompres gel beku untuk mempertahankan suhu dingin yang dibutuhkan untuk menyimpan ASI perah.

Jika ASI yang sebelumnya dibekukan sudah dicairkan sepenuhnya, ASI tersebut harus tetap dalam keadaan dingin dan dapat diberikan dalam waktu 24 jam. Jangka waktu pencairan susu berbeda-beda tergantung waktu perjalanan dan suhu pendingin. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk memeriksa ASI setelah beberapa jam di dalam pendingin untuk melihat apakah susu sudah mencair.

Bagaimana cara menyimpan ASI di tempat kerja?

Anda bisa menyimpan ASI Anda di lemari pendingin yang ada di tempat kerja, atau Anda bisa menyiapkan tas pendingin dengan insulasi untuk menyimpan ASI Anda.

  • Di dalam lemari pendingin: Anda bisa menyimpan ASI perah di samping makanan lain dalam lemari pendingin mana pun yang sesuai untuk menyimpan makanan.
  • Di dalam pendingin dengan insulasi: ASI yang baru diperah bisa disimpan dan dibawa dalam tas pendingin dengan insulasi, yang berisi es batu hingga 24 jam. Segera simpan ASI perah di dalam pendingin setelah dipompa agar tetap berada dalam suhu aman. Ingatlah untuk segera memberikan ASI, menyimpannya dalam lemari pendingin, atau membekukannya begitu Anda tiba di rumah.

Beri label pada wadah ASI Anda dengan nama Anda dan tanggal pemerahan. Selain itu, Anda juga bisa memberi label pada tas pendingin dengan nama dan informasi kontak Anda untuk tujuan identifikasi.

Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai

Untuk mendapatkan panduan pakar dan dukungan dalam menyusui dan memompa ASI, buatlah janji temu dengan tim Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Konsultan Laktasi di Rumah Sakit Pantai yang terdekat dengan Anda hari ini.

Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Neonatologi, Dr. Livia Chow Huey Ling.

Artikel yang Disarankan

Click to know more!