Topics
Mengapa kesehatan hati itu penting?
Hati adalah organ penting yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi tubuh yang krusial:
- Detoksifikasi: Menyaring racun dan produk limbah dari darah.
- Metabolisme: Memproses nutrien, obat-obatan, dan hormon, serta mengubah makanan menjadi energi.
- Produksi empedu: Menghasilkan empedu untuk membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
- Penyimpanan: Menyimpan vitamin, mineral, dan glikogen (suatu bentuk gula untuk energi).
- Sintesis protein: Memproduksi protein penting seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
Gangguan pada hati bisa menyebabkan berbagai kondisi serius seperti perlemakan hati, sirosis, atau kanker hati.
Apa tanda-tanda hati yang sehat?
Mengenali tanda-tanda hati yang sehat sangat penting untuk deteksi masalah apa pun sejak dini. Hati yang sehat biasanya ditandai dengan:
- Kulit dan mata yang jernih: Hati yang berfungsi dengan baik menyaring racun, sehingga kulit terlihat bersih dan mata terlihat jernih.
- Buang air besar normal: Feses yang teratur dan sehat menunjukkan pencernaan yang baik dan produksi empedu yang cukup.
- Tingkat energi yang memadai: Hati yang sehat membantu dalam metabolisme nutrien, sehingga memberikan energi yang konsisten sepanjang hari.
- Kadar kolesterol dan gula darah yang optimal: Hati yang sehat berkontribusi terhadap kolesterol dan gula darah yang seimbang.
- Pencernaan yang normal: Tidak ada tanda-tanda gangguan pencernaan, kembung, atau intoleransi terhadap makanan berlemak, karena hati menghasilkan empedu untuk pencernaan.
Apa tanda-tanda hati yang tidak sehat?
Banyak jenis penyakit hati, termasuk kondisi seperti penyakit perlemakan hati dan hepatitis, sering berkembang secara diam-diam tanpa menimbulkan gejala yang terlihat pada tahap awal. Pada saat gejala sudah muncul, kerusakan hati yang signifikan mungkin sudah terjadi, dan jaringan parut pada hati mungkin sudah terbentuk atau peradangan sudah terjadi.
Disfungsi hati mungkin terlihat dalam beberapa tanda, termasuk:
- Kelelahan: Merasa lelah atau lemah, meskipun sudah istirahat dan tidur yang cukup.
- Masalah pencernaan: Gangguan pencernaan, kembung, mual, atau intoleransi terhadap makanan berlemak.
- Ketidaknyamanan pada perut: Nyeri, pembengkakan, atau ketidaknyamanan di bagian kanan atas perut, tempat hati berada.
- Perubahan warna feses: Feses berwarna terang atau urine berwarna gelap, yang mengindikasikan masalah dalam produksi empedu.
- Penyakit kuning: Menguningnya kulit atau mata akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
- Gatal-gatal: Gatal-gatal terus-menerus, terutama pada tangan dan kaki, karena penumpukan empedu.
- Kehilangan nafsu makan: Nafsu makan menurun atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
- Pembengkakan: Pembengkakan di perut atau kaki karena penumpukan cairan (asites).
- Mudah memar: Memar atau perdarahan yang makin sering, karena hati gagal memproduksi faktor pembekuan.
Apa saja tipe penyakit hati?
Ada beberapa penyakit hati yang bisa berdampak pada individu, di antaranya:
Hepatitis- Viral hepatitis: Virus hepatitis A, B, C, D, dan E bisa menyebabkan peradangan hati.
- Hepatitis autoimun: Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan.
- Hepatitis alkoholik: Konsumsi alkohol yang berlebihan merusak sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan.
- Metabolic Dysfunction-Associated Fatty Liver Disease (MAFLD): Penyakit Hati Berlemak Terkait Disfungsi Metabolis merupakan penumpukan lemak berlebih dalam hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol.
- Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD): Hati berlemak akibat konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Kerusakan hati kronis menimbulkan jaringan parut (fibrosis) dan pengerasan jaringan hati, yang memengaruhi fungsi hati.
- Kanker hati primer (karsinoma hepatoseluler) berawal dari hati.
- Kanker hati sekunder (kanker hati metastasis) menyebar ke hati dari bagian tubuh yang lain.
- Gagal hati akut: Kegagalan fungsi hati secara tiba-tiba dan parah, sering kali akibat toksisitas obat atau hepatitis viral.
- Gagal hati kronis: Kegagalan fungsi hati secara bertahap, biasanya disebabkan oleh sirosis atau kerusakan hati jangka panjang.
- Hemokromatosis: Penumpukan zat besi yang berlebih di dalam hati.
- Penyakit Wilson: Penumpukan tembaga di dalam hati.
- Defisiensi Alfa-1 Antitripsin: Gangguan genetik yang memengaruhi fungsi hati dan paru-paru.
- Kolesistitis: Peradangan pada kandung empedu.
- Kolelitiasis: Pembentukan batu empedu.
- Sirosis biliari primer: Penyakit autoimun yang memengaruhi saluran empedu.
- Tumor jinak atau kista yang bisa berkembang di dalam hati.
Bagaimana cara memeriksa kesehatan hati?
Memeriksa kesehatan hati melibatkan berbagai tes diagnostik untuk menilai fungsinya dan mendeteksi masalah yang mungkin terjadi.
- Liver Function Test (LFT) atau Tes Fungsi Hati: Tes Alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), alkaline phosphatase (ALP), serta bilirubin dan albumin untuk mengukur kadar enzim, bilirubin, dan protein.
- Tes pencitraan: Ultrasuara, pemindaian CT, dan MRI bisa mengungkap kelainan pada hati.
- Biopsi hati: Pengambilan sampel jaringan untuk mendiagnosis kondisi tertentu.
Pemeriksaan kesehatan rutin dan berdiskusi dengan dokter tentang gejala bisa membantu menentukan tes yang paling tepat untuk mengevaluasi kesehatan hati.
Bagaimana cara meningkatkan fungsi hati secara natural?
Pertahankan berat badan yang sehat
Ketika Anda kelebihan berat badan, hati Anda akan menumpuk lemak yang berlebihan, sehingga memicu peradangan dan kerusakan hati. Mengurangi berat badan melalui diet seimbang dan olahraga teratur bisa mengurangi tekanan pada hati, menurunkan risiko berkembangnya perlemakan hati terkait disfungsi metabolis (metabolic dysfunction-associated fatty liver disease/MAFLD) menjadi kondisi yang lebih parah seperti sirosis, serta membantu hati agar berfungsi secara optimal.
Tetap aktif
Aktivitas fisik membantu mengelola berat badan dengan membakar kalori yang berlebih dan mengurangi penumpukan lemak dalam hati. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur meningkatkan sirkulasi darah yang lebih baik dan penyaluran oksigen ke hati, sehingga memfasilitasi proses detoksifikasi.
Konsumsi diet yang seimbang
Batasi makanan olahan, camilan manis, minuman, lemak jenuh, dan lemak trans. Konsumsi makanan kaya nutrien seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak untuk mendapatkan vitamin dan antioksidan yang penting bagi fungsi dan perbaikan hati.
Batasi asupan alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan peradangan, perlemakan hati, dan akhirnya sirosis (jaringan parut pada hati akibat kerusakan jangka panjang). Dengan mengurangi konsumsi alkohol, hati bisa meregenerasi jaringan sehat dan pulih dari kerusakan. Hal ini mendorong peningkatan fungsi hati, sehingga bisa melakukan detoksifikasi dan metabolisme dengan efektif.
Praktikkan kebiasaan yang sehat dan hubungan seksual yang aman
Mempraktikkan kebiasaan yang sehat dan hubungan seksual yang aman meningkatkan fungsi hati dengan mengurangi risiko penularan hepatitis viral, terutama hepatitis B dan C.
Hindari minum obat tanpa konsultasi
Mengobati diri sendiri atau menggunakan obat-obatan tanpa panduan profesional bisa menyebabkan kerusakan hati, hepatitis akibat obat, atau reaksi toksik. Penyedia pelayanan kesehatan menilai potensi risiko dan manfaat obat, dengan mempertimbangkan fungsi hati dan kemungkinan interaksi obat.
Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai
Di Rumah Sakit Pantai, kami menawarkan berbagai program skrining kesehatan untuk tiap individu, sesuai dengan status kesehatan dan kebutuhannya. Tim tenaga kesehatan profesional kami akan membantu dan merekomendasikan atau menyesuaikan paket skrining yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, keluarga, dan riwayat medis Anda.
Untuk membuat janji temu, silakan hubungi Pusat Skrining Kesehatan di Rumah Sakit Pantai yang terdekat dengan Anda.
Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.