Juga dikenal dengan ikterus, sakit kuning adalah kondisi medis yang menyebabkan menguningnya kulit, sklera mata, dan lapisan mukus.

Istilah "jaundice" (bahasa Inggris sakit kuning) berasal dari kata dalam bahasa Prancis "jaunisse," yang berarti penyakit kuning. Diskolorasi kekuningan terjadi karena cairan yang disekresikan oleh hati, yang disebut bilirubin. Bilirubin diproduksi dari penguraian secara normal sel-sel darah merah di dalam tubuh. Cairan ini dicerna di hati dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk empedu.

Sakit kuning umumnya disebabkan oleh terganggunya metabolisme, produksi, atau ekskresi empedu, yang berujung pada terbuangnya jumlah empedu yang berlebihan di dalam tubuh.

Apa Itu Bayi Kuning?

Mirip dengan apa yang terjadi pada orang dewasa, penyakit kuning pada bayi atau penyakit kuning neonatal adalah menguningnya kulit bayi baru lahir. Hal ini terjadi ketika adanya penumpukan bilirubin dalam darah bayi.

Selama kehamilan, hati ibu lah yang membuang bilirubin janin. Namun, setelah persalinan, hati bayi harus mulai membuang bilirubin sendiri, karena tidak ada lagi bantuan dari tubuh ibu.

Adalah hal lazim untuk bayi baru lahir mengalami sakit kuning. Walaupun sebagian kasus tidak parah, beberapa bayi baru lahir dapat mengalami sakit kuning patologis, yang lebih parah dan dapat mengindikasikan adanya masalah medis yang mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk mencari intervensi medis yang sesuai, dan kelalaian dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih parah, misalnya kerusakan otak.

Apa Saja Jenis Sakit Kuning pada Bayi Baru Lahir?

Mari ketahui beberapa jenis sakit kuning pada bayi baru lahir.

  1. Bayi kuning fisiologis

    Bayi kuning fisiologis adalah jenis sakit kuning paling umum yang ditemukan pada bayi baru lahir, dan dianggap cukup lazim. Kondisi ini muncul dua atau tiga hari setelah kelahiran. Ketika hati bayi baru lahir berkembang, organ itu akan secara perlahan memulai membuang bilirubin.

  2. Bayi kuning ASI

    Bayi kuning akibat air susu ibu (ASI) umumnya muncul setelah bayi berusia seminggu, dan memerlukan waktu sebulan atau lebih untuk menghilang. Kondisi ini umumnya disebabkan adanya zat dalam ASI yang mengganggu penguraian dan ekskresi bilirubin.

  3. Bayi kuning akibat kurang menyusui

    Bayi kuning akibat kurang menyusui berbeda dengan dengan bayi kuning akibat ASI. Kondisi ini terjadi ketika bayi tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup. Hal ini juga dapat terjadi jika ibu tidak mulai memproduksi cukup ASI atau terdapat kesulitan dalam menyusui.

    Bayi kuning akibat kurang menyusui umumnya muncul seminggu setelah kelahiran dan dapat sembuh lebih cepat dari bayi kuning akibat ASI.

Berapa Lama Sakit Kuning pada Bayi Baru Lahir?

Kadar bilirubin umumnya paling tinggi pada 3 hingga 5 hari pertama setelah bayi lahir. Dokter akan secara berkala memperkirakan kadar bilirubin dalam darah bayi.

Bilirubinometri Transakutan adalah metode yang menggunakan sensor untuk mengukur kadar bilirubin melalui kulit bayi. Jika kadarnya tinggi, akan segera dilakukan tes darah untuk memastikan hasilnya.

Risiko hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

Pada kasus kebanyakan, bayi dapat tampak menguning 2 hari setelah kelahiran, dan menghilang saat menginjak usia 2 minggu. Jika bayi lahir prematur, mungkin sakit kuning butuh 5-7 hari untuk muncul dan akan menghilang dalam 3 minggu.

Apa Saja Tanda-tanda Bayi Kuning?

Tanda sakit kuning yang paling jelas adalah kulit yang terlihat menguning. Namun, tanda ini dapat tidak terdeteksi jika bayi Anda memiliki warna kulit yang gelap. Diskolorasi tampak lebih jelas di kepala dan wajah. Selain itu, Anda dapat melihat bahwa kekuningan akan menjadi lebih jelas ketika Anda menekan area kulit dengan jari Anda.

Anda juga dapat mendeteksi warna kekuningan pada:

  • Bagian dalam mulut.
  • Telapak tangan.
  • Bagian putih pada mata.
  • Tapak kaki.

Gejala-gejala lain bayi kuning meliputi:

  • Terdapat tinja yang berwarna pucat pada popok.
  • Bayi tampak lesu dan lelah, dan sulit dibangunkan untuk disusui.
  • Urin berwarna kuning gelap.
  • Suara tangis melengking, yang mungkin mengindikasikan rasa nyeri dan tidak nyaman.
  • Kesulitan menyusui atau menghisap puting susu.

Apa Saja Faktor Risiko Bayi Kuning?

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi kuning.

  • Ras: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi keturunan Asia Timur atau Mediterania memiliki risiko lebih tinggi mengalami sakit kuning fisiologis.
  • Golongan darah: Jika golongan darah ibu berbeda dengan bayi, bayi mungkin menerima antibodi ibu langsung melalui plasenta, yang dapat berujung pada penguraian sel-sel darah merah dengan cepat.
  • Memar saat kelahiran: Jika proses persalinan sulit, terdapat kemungkinan lebih tinggi bayi memar saat proses kelahiran. Bayi ini dapat memiliki kadar bilirubin lebih tinggi karena terdapat penguraian sel-sel darah merah.
  • Kelahiran prematur: Bayi yang lahir setelah usia kehamilan 38 bulan memiliki kemampuan memproses bilirubin lebih baik, karena hati telah terbentuk sempurna dibandingkan dengan bayi prematur. Selain itu, bayi prematur mengonsumsi makanan lebih sedikit, yang berarti buang air lebih sedikit, sehingga lebih sedikit bilirubin yang dikeluarkan lewat tinja.
  • Menyusui: Memberikan ASI secara eksklusif dengan jumlah air susu yang tidak cukup dapat berperan dalam munculnya sakit kuning akibat kurang menyusui. Asupan rendah kalori atau dehidrasi adalah penyebab utama bayi kuning, dan penting untuk bayi baru lahir mendapatkan perawatan dan nutrisi yang baik.

Bagaimana Penanganan Bayi Kuning?

Seperti disebutkan sebelumnya, pada sebagian besar kasus, sakit kuning pada bayi sembuh seiring dengan hati bayi yang mulai berfungsi dengan normal dan terus berkembang. Proses ini umumnya memakan waktu 2-3 minggu.

Menyusui bayi Anda sekitar 9 sampai 11 kali sehari dapat membantu bayi buang air besar, yang akan membantu untuk membuang bilirubin berlebih.

Namun, jika kasusnya merupakan sakit kuning yang parah, pengobatan medis menjadi sangat penting. Salah satu metode efektif yang digunakan adalah fototerapi, di mana cahaya akan mengurai bilirubin dalam tubuh bayi.

Bayi ditempatkan di bawah lampu biru khusus dalam kamar bayi atau NICU (Neonatal Intensive Care Unit) menggunakan popok pelindung dan kacamata pelindung. Selain itu, selimut fiber optik ditaruh di bawah bayi.

Lampu spektrum biru tidak berbahaya dan mampu memberikan hasil yang terlihat dalam 2-3 hari. Pada beberapa kasus, Anda dapat memberikan terapi cahaya di rumah jika kadar bilirubin bayi Anda tidak tinggi.

Pada beberapa kasus langka, transfusi tukar dibutuhkan jika metode fototerapi gagal. Metode ini mengganti darah bayi dengan darah donor yang sehat.

Apa Saja Komplikasi dari Sakit Kuning Parah yang Tidak Diobati pada Bayi Baru Lahir?

Jika penyakit kuning neonatal yang parah tidak kunjung diobati, kondisi ini dapat memburuk menjadi yang disebut kernikterus. Bilirubin berlebih dapat merusak sistem saraf pusat. Selain itu, bilirubin berlebih dapat merusak sumsum tulang belakang, dan efeknya dapat membahayakan jiwa.

Gejala-gejala kernikterus pada bayi baru lahir meliputi:

  • Mudah tersinggung
  • Pola makan yang buruk
  • Lesu
  • Suara tangisan melengking
  • Otot tampak terkulai dengan tidak normal
  • Jeda singkat saat bernapas

Seiring kernikterus memburuk, beberapa gejala akan muncul, seperti tegang otot yang menyebabkan tubuh melengkung, kejang, dll.

Pengobatan untuk kasus ini dapat meliputi transfusi tukar, yang harus dilakukan dengan segera.

Pada kasus-kasus di mana kerusakan signifikan pada otak telah terjadi sebelum pengobatan, bayi dapat berisiko mengidap kondisi medis lainnya, seperti:

  • Kesulitan belajar
  • Gangguan pendengaran
  • Pertumbuhan gigi yang terlambat
  • Otot berkedut dengan sendirinya
  • Gangguan penglihatan dan pergerakan mata yang abnormal, dll.

Apakah Cahaya Matahari Membantu Mengobati Bayi Kuning?

Cahaya matahari memiliki peran terbatas dalam pengobatan penyakit kuning neonatal. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa paparan cahaya matahari dapat membantu mengurangi intensitas kekuningan pada kasus bayi kuning ringan hingga sedang.

Juga penting untuk memastikan bahwa bayi terpapar cahaya matahari secara langsung dan tanpa melewati lapisan tertentu. Namun, metode ini tidak berguna bagi bayi baru lahir yang memiliki sakit kuning yang parah.

Buat Janji Temu di Rumah Sakit Pantai

Semua bayi baru lahir (seharusnya) diperiksa untuk penyakit kuning dalam 72 jam setelah kelahiran. Walaupun sebagian kasus bayi kuning sembuh dengan mudah dan sendirinya dalam beberapa hari, penting untuk mendapatkan intervensi medis secepatnya.

Tim dokter spesialis anak yang penuh dedikasi dan ahli di Rumah Sakit Pantai siap memberikan konsultasi untuk memberikan perawatan dan bantuan terbaik. Jika Anda menyadari bahwa bayi baru lahir Anda memiliki gejala-gejala yang mengindikasikan sakit kuning, hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini untuk melakukan pemeriksaan.

Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Loading...
Thank you for your patience
Click to know more!