health-pulse-ibs-banner health-pulse-ibs-banner
Makanan & Nutrisi
Nutrisi berdasarkan Spesialisasi

Diet IBS: Makanan untuk Usus Anda

26 November 2024 · mins read

Topics







Sindrom iritasi usus besar bisa ditangani dengan menjalankan rencana diet yang tepat. Ketahui tentang berbagai jenis diet dan makanan yang harus dihindari oleh penderita sindrom iritasi usus besar.

Apa yang dimaksud dengan IBS (Irritable Bowel Syndrome)?

Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau Sindrom Iritasi Usus Besar adalah suatu kondisi medis jangka panjang yang memengaruhi fungsi usus besar. Kondisi ini ditandai dengan rasa tidak nyaman pada perut, perubahan kebiasaan buang air besar (sembelit atau diare), kembung, dan gas. 

Penyebab pasti IBS tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh gabungan beberapa faktor termasuk infeksi bakteri di dalam saluran pencernaan, intoleransi makanan, atau kejadian dalam kehidupan yang penuh stres. 

Apa saja gejala IBS?

Gejala IBS bisa sangat berbeda antar satu individu dengan individu yang lain. Gejala-gejala ini bisa berubah dari sekadar gangguan kecil menjadi gangguan serius, meliputi:

  • Nyeri perut atau kram
  • Kembung
  • Gas
  • Diare
  • Sembelit
  • Diare dan sembelit yang bergantian
  • Lendir dalam feses

Gejala IBS sering kali bisa ditangani melalui kombinasi perubahan diet, perubahan gaya hidup, dan obat-obatan.

Apa diet terbaik untuk Sindrom Iritasi Usus Besar?

Saat menangani IBS, sangat penting bagi Anda untuk memahami pola makan yang terbaik untuk meredakan gejala-gejalanya yang sering kali melemahkan. 

Rencana diet rendah FODMAP untuk penderita IBS

Salah satu diet terbaik untuk IBS adalah diet Rendah FODMAP. FODMAP (Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, Polyols) adalah jenis karbohidrat (gula) yang bisa memicu gejala IBS pada beberapa individu.

Para peneliti menemukan bahwa usus kecil kurang mampu menyerap FODMAP, yang menyebabkan peningkatan cairan dan gas dalam usus. Hal ini terjadi karena FODMAP mudah difermentasi oleh bakteri di dalam usus besar. Peningkatan cairan dan gas yang dihasilkan menyebabkan kembung dan mengubah kecepatan pencernaan, yang menyebabkan gas, nyeri, dan diare. Mengurangi asupan karbohidrat ini bisa membantu meringankan gejala-gejala ini.

Makanan rendah FODMAP, yang dikenal juga sebagai diet rendah karbohidrat, adalah:

  • Produk susu: Susu bebas laktosa, susu beras, susu almond, santan, yoghurt bebas laktosa, keju (feta, brie).
  • Buah-buahan: Pisang, bluberi, melon, jeruk bali, melon madu, kiwi, lemon, jeruk nipis, jeruk, stroberi.
  • Sayuran: Rebung, tauge, pakcoy, wortel, lokio, mentimun, terong, jahe, selada, zaitun, pastinak, kentang, daun bawang, lobak.
  • Protein: Daging sapi, babi, ayam, ikan, telur, tahu.
  • Kacang-kacangan (batas masing-masing 10-15): Kacang almond, macadamia, kacang tanah, kacang pinus, kenari.
  • Biji-bijian: Oat, sekam oat, sekam beras, pasta bebas gluten (beras, jagung, quinoa), nasi putih, tepung jagung, quinoa.

Diet Rendah FODMAP mengikuti rencana dalam 3 langkah yang sederhana: 

  1. Mulailah dengan menghindari makanan tertentu (FODMAP tinggi).
  2. Tentukan ulang secara bertahap untuk mengetahui makanan apa yang bisa menimbulkan masalah.
  3. Hindari atau kurangi makanan yang menimbulkan masalah tersebut sambil menikmati makanan yang lain.

Beberapa makanan dengan kandungan protein tinggi juga mengandung FODMAP yang diketahui bisa memicu IBS dan menyebabkan sembelit atau diare, tergantung pada toleransi individu. Anda disarankan untuk menjaga asupan protein yang seimbang dan berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan sumber protein terbaik untuk mengelola IBS yang Anda alami.

Diet tinggi serat

Serat makanan bisa meredakan sembelit pada IBS dengan melunakkan dan memperlancar keluarnya feses. 

Serat bisa dikategorikan menjadi 2 jenis:

  • Serat larut: Ditemukan dalam makanan seperti kacang-kacangan, buah-buahan, dan oat.
  • Serat tidak larut: Terdapat dalam produk biji-bijian utuh dan sayur-sayuran (diet nabati utuh).

Karakteristik IBS tradisional di perkotaan dibandingkan dengan pola makan di pedesaan telah membuktikan kebenarannya, terutama pada pola makan Asia yang umumnya memiliki kandungan serat lebih tinggi dibandingkan sebagian besar pola makan Barat. Pertimbangkan untuk menambahkan serat ke dalam makanan Anda secara bertahap, sebanyak 2 hingga 3 gram per hari. 

Diet bebas gluten

GFD (Gluten-Free Diet) atau Diet Bebas Gluten dianggap sebagai diet yang mengecualikan satu atau dua makanan tertentu. Diet bebas gluten, yang mengecualikan gandum, barli, dan gandum hitam (rye), bisa bermanfaat bagi individu dengan IBS yang tidak toleran terhadap gluten

Apa saja makanan yang harus dihindari oleh orang-orang yang mengalami IBS?

Ada makanan tertentu yang bisa memperburuk gejala IBS, sehingga harus dibatasi atau dihindari:

  • Laktosa: Susu sapi, yoghurt, puding, es krim, kustar, keju cottage, mascarpone, keju ricotta.
  • Fruktosa: Buah-buahan (pir, apel, persik, semangka, ceri, mangga), pemanis (madu, nektar agave), produk dengan kandungan sirup jagung fruktosa tinggi.
  • Fruktan: Sayuran (asparagus, artichoke, brokoli, kubis brussel, bit, bawang putih, bawang bombai), biji-bijian (gandum, rye/gandum hitam), serat tambahan (inulin).
  • GOS (Galacto-oligosaccharides): Polong-polongan (lentil, buncis, kacang merah, produk kedelai), sayuran seperti brokoli.
  • Poliol: Buah-buahan (apel, blackberry, aprikot, ceri, pir, nektarin, persik, plum, semangka), sayur-sayuran (kembang kol, jamur, kacang kapri), pemanis (sorbitol, manitol, xylitol, maltitol, isomalt yang terdapat dalam permen karet bebas gula, permen mint, obat batuk, dan obat tetes).

Makanan pemicu bisa berbeda-beda pada tiap orang. Menulis catatan makanan yang dikonsumsi untuk melacak gejala yang dialami setelah makan bisa membantu mengidentifikasi pemicu pada diri sendiri.

Apa cara lain untuk mengelola atau meredakan IBS?

Tidak ada cara “cepat” untuk menangani IBS, karena ini merupakan kondisi kronis. Namun, penanganan dan penyembuhan gejala bisa dilakukan melalui perubahan pola makan, penyesuaian gaya hidup, dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan. Yang penting adalah bekerja sama dengan para profesional perawatan kesehatan untuk menyusun rencana khusus dalam menangani gejala IBS Anda secara spesifik.

  • Olahraga rutin: Aktivitas fisik bisa meningkatkan kerja fungsi pencernaan dan mengurangi stres, yang bisa bermanfaat bagi pasien IBS.
  • Pengelolaan stres: Stres bisa memperburuk gejala IBS. Beberapa teknik, seperti latihan pernapasan dalam, bisa membantu mengurangi stres dan dampaknya terhadap IBS.
  • Hidrasi yang cukup: Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan menjaga fungsi pencernaan yang baik.
  • Makan lebih sering dalam porsi yang lebih kecil: Makan lebih sering dalam porsi yang lebih kecil bisa membantu mencegah kelebihan beban pada sistem pencernaan, sehingga berpotensi mengurangi rasa tidak nyaman.
  • Probiotik: Probiotik adalah bakteri dan ragi hidup yang baik untuk sistem pencernaan Anda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik tertentu bisa membantu meringankan gejala IBS, terutama IBS yang didominasi oleh diare. Namun, keefektifannya berbeda-beda pada tiap orang. Konsultasi dengan dokter untuk menemukan probiotik yang tepat untuk kondisi Anda.

Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai

Konsultasi dengan dokter kami jika Anda mengalami gejala IBS. Tim pakar yang terdiri dari Dokter Spesialis Gastroenterologi yang penuh dedikasi di Rumah Sakit Pantai tersedia untuk konsultasi dalam menyediakan perawatan dan bantuan terbaik.

Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai IBS. Kami memastikan Anda mendapatkan perawatan terbaik yang memungkinkan sesuai dengan kebutuhan Anda secara spesifik.

Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Artikel yang Disarankan

Click to know more!